Desain Survei | Data Distribusi | Donatur/Data Keuangan | Kliping | Komentar Anda |
Data Distribusi
|
BANDUNG
PEDULI Gerakan Kepedulian Masyarakat Bandung untuk Kemiskinan Sekretariat: Jalan Supratman 57 Bandung-40114 Telepon/Fax: 62-22-507727 Kami bagian dari masyarakat Bandung sangat prihatin karena semakin berlarut-larutnya krisis ekonomi yang melanda Indonesia, dan sampai saat ini belum jelas kapan berakhirnya. Krisis ekonomi ini telah melumpuhkan banyak perusahaan yang menyebabkan berjuta-juta penganggur baru; harga-harga melonjak di luar jangkauan daya beli rakyat. Musibah ekonomi mengakibatkan bertambahnya berpuluh-puluh juta orang miskin baru di Indonesia. " Kini krisis ekonomi terjadi, harga-harga melonjak, demikian pula harga pangan. Sudah dapat dipastikan penduduk yang dikategorikan di bawah garis kemiskinan semakin banyak. Jika rata-rata seluruh harga barang, khususnya harga pangan dianggap naik 33,3%, maka jumlah orang digolongkan berada di bawah kemiskinan adalah orang yang pengeluaran per kapita sebulan di bawah Rp 40.000,00, menurut Susensus 1996 jumlahnya mencapai 59 juta orang, 86% tinggal di daerah perdesaan. Jika kenaikan harga barang di atas 33,3%, maka jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan akan semakin bertambah banyak. Jumlah ini belum ditambah dengan orang-orang yang terkena PHK (pemutusan hubungan kerja). Diperkirakan yang terkena PHK berjumlah 10 juta orang. Jika anggota keluarga yang ditanggung lima orang, maka ada tambahan 50 juta orang yang biasanya berkecukupan, kini mereka bertahan dari pesangon dan simpanannya (jika mereka punya). Setelah itu mereka termasuk bagian dari masyarakat yang resah." (tajukrencana Pikiran Rakyat, Selasa, 24 Februari 1998) Asumsi di atas relatif moderat, mengingat dari segi kenaikan harga barang-barang sesungguhnya cenderung jauh di atas angka 33,3% sehingga pertambahan jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan, pun pada kenyataannya bisa lebih besar lagi. Jika ini melanda seluruh rakyat Indonesia, tentu pada dasarnya melanda diri dan keluarga kita pula. Maka alangkah bijaksananya langkah awal yang kita perhatikan adalah keluarga kita sendiri. Setelah itu marilah kita memperhatikan saudara-saudara kita yang bukan tidak mungkin kondisinya jauh lebih menderita. Berkenaan dengan itu semua, pada awalnya kami bagian dari masyarakat seni Bandung mulai Selasa, 24 Februari 1998, bertekad saling sambung solidaritas. Berikutnya, Pertemuan Supratman 57, Rabu, 25 Februari 1998, keprihatinan ini mendapat tanggapan luas sehingga diperlebar menjadi "kepedulian masyarakat Bandung untuk kemiskinan. Maka dengan ini, kami bagian dari masyarakat Bandung, bertekad akan menyisihkan sebagian dari penghasilan untuk tujuan di atas. Sebagai penyair akan menyisihkan sebagian dari honor pemuatan sajak, demikian halnya sebagai eseis. Sebagai perupa akan menyisihkan dari hasil penjualan lukisan, patung, grafis ataupun sebagian dari honor pemuatan gambar, sketsa, karikatur di media. Demikian halnya sebagai pemusik, penyanyi, pengrawit, dramawan, wartawan dan bahkan lembaga-lembaga ataupun pribadi-pribadi akan menyisihkan sebagian penghasilan untuk gerakan kemanusiaan ini. Dan/atau sekadar menyampaikan solidaritas dalam bentuk tanda tangan pernyataan, yang semuanya itu terurai dalam lampiran. Dirumuskan seusai pertemuan persiapan "Ruwatan
Bumi" di Yayasan Pusat Kebudayaan Disempurnakan dan menjadi "Bandung Peduli"
Koordinator Umum, Muhammad Ridlo 'Eisy Dilatarbelakangi keprihatinan yang mendalam atas penderitaan sebagian besar rakyat yang selama krisis ini kondisi hidupnya terpuruk di bawah garis kemiskinan, maka "Bandung Peduli" diwujudkan dalam bentuk gerakan yang berwawasan kemanusiaan tanpa mengindahkan perbedaan suku, ras, agama, kepercayaan, ataupun haluan politik. Dilandasi tekad saling sambung solidaritas di antara berbagai kalangan, kelompok, serta individu di Kota Bandung maka "Bandung Peduli" mencoba menggalang kepedulian berbagai kalangan, organisasi, lembaga, kelompok, dan para individu itu dalam satu jaringan kerjasama, dengan tulang punggung para relawan sebagai sumberdaya utama, yang bergerak di seputar Kota Bandung atau juga bekerjasama dengan jaringan serupa yang berkembang di wilayah lain di luar Kota Bandung. 1. Dengan asumsi bahwa krisis ekonomi di negeri ini masih akan berlangsung cukup lama, dan sejalan dengan itu jumlah rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan -- ditentukan menurut ukuran pendapatan minimal per kapita per tahun atau ukuran pemenuhan kebutuhan pangan & nonpangan dalam batas minimal -- jumlahnya akan bertambah semakin banyak, maka sebagai langkah pertama yang darurat sifatnya "Bandung Peduli" mendahulukan upaya selektif membantu kebutuhan pangan lapisan masyarakat paling bawah yang dalam jangka pendek tidak memiliki kemampuan memenuhi kebutuhan keluarganya. 2. Sebagai langkah berikutnya "Bandung Peduli" mencoba menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki masyarakat -- baik dengan sumberdaya yang dimiliki "Bandung Peduli" maupun melalui kerjasama dengan perorangan, badan, kelompok, ataupun lembaga swadaya masyarakat lain yang mempunyai kapasitas dan kemampuan untuk melakukan upaya seperti itu -- sehingga pada akhirnya masyarakat itu mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. 1. Penghimpunan dana: Melalui publikasi, kampanye, dan berbagai kegiatan lainnya menghimpun dana dari organisasi, badan, lembaga, atau perorangan. Kecuali dana yang diperoleh melalui program bantuan pangan, sumbangan masyarakat yang dititipkan melalui "Bandung Peduli" seluruhnya akan disampaikan tanpa potongan apapun. 2. Penghimpunan data: Dilakukan tenaga relawan dengan bimbingan konsultan survei dan tim survei yang bertanggungjawab serta melalui suatu disain survei yang memadai (lihat Lampiran 1: Disain Survei Bandung Peduli). Dengan dukungan data ini "Bandung Peduli" membagikan bantuan pangan secara selektif pada anggota masyarakat yang betul-betul berhak menerima. Pada fase selanjutnya penghimpunan data juga dilakukan dalam kerangka kerjasama dengan organisasi, badan, lembaga, atau perorangan lain untuk mempersiapkan program pengembangan masyarakat yang berkelanjutan. 3. Jaringan distribusi data: Memanfaatkan data yang berhasil dihimpun melalui survei-survei "Bandung Peduli" tidak hanya untuk program bantuan pangan yang dilakukan "Bandung Peduli" sendiri tetapi juga untuk organisasi, badan, lembaga, atau perorangan dengan maksud-maksud serupa namun tidak memiliki data sasaran penerima bantuan. Koordinator Umum: Muhammad Ridlo 'Eisy Forum Solidaritas Mahasiswa Teknik Unpas Yayasan Sidikara Akatiga Satuan Tugas Mahasiswa Bandung Atlas Medical Pioneer (AMP) Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Majelis Muda Muslim Bandung (M3B) Adi Bow & Tim DKSB Kelompok Sukarelawan Palang Merah Indonesia (KSR PMI) GMR FM 104.4 Forum Diskusi Wartawan Bandung (FDWB/Jaringan Wartawan) Perhimpunan Mahasiswa Bandung (PMB) Endo Suanda Dieter Mack Soni Farid Maulana Kelompok Sukarelawan Kampung Tanggulan Dago Pojok RW 03 |