Membangun Ummat masyarakat Madani Melalui Pendidikan

Oleh : Dr. Ir. Arifin Nugraha.

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk kedalam syurga, padahal belum pernah diderita oleh orang-orang yang terdahulu dari kamu ? Mereka menderita ke kesengsaraan, kemelaratan, goncangan-g0ncangan dahsyat, sampai Rasul dan orang-orang yang beriman di sampingnya menanyakan : " Bilakah datangnya pertolongan Allah? " Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah selalu dekat ".

Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar.

agi orang-orang beriman, kenikmatan hakiki ialah sewaktu masuk al jannah, tempat dimana sungai mengalir dibawahnya dan kekal di dalamnya, tempat di mana manusia mendapatkan teman hidup yang suci berasal dari penghuni sorga. Namun kenikmatan jannati yang tak ada taranya ialah sewaktu manusia berkesempatan memandang wajah Allah Aja Wa Jala dan mendengar langsung firman dari lisanNya. Suatu kenikmatan hakiki yang berjuta kali tak pernah terbayangkan oleh ukuran nikmat dunia.

Tetapi jannah bukanlah sesuatu yang secara gratis sekalipun bagi orang beriman. Untuk mencapainya manusia beriman harus melewatinya dengan ujian yang umumnya dalam ukuran manusia, sangat berat ( 2: 214, 3:142 , 3: 186 ). Padahal kesulitan itu tak ada artinya dibandingkan dengan kesulitan di neraka. Manusia segera mengeluh, demikian menjumpai kesulitan, menyangka bahwa yang datang itu ialah siksaan dari Allah.

Padahal pada hakekatnya hal tersebut merupakan ujian, yang bila kita lolos, reputasi manusia menjadi sangat tinggi di mata Allah. Setiap ujian hendaknya dikaitkan denganpenugasan manusia sebagai khalifah di bumi, sebagai wahana agar manusia berhijrah dan berjihad di jalan Allah. Dan jangan seperti mereka yang dicela Allah seperti dalam surat Al Ankabuut 29:10 yang artinya : " Dan diantara manusia ada orang berkata:" Kami beriman kepada Allah ", maka apbila ia disakiti karena ia beriman kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai azab Allah. Dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata : " Sesungguhnya kami adalah besertamu". Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia ?".

Justru ujian-ujian tersebut akan membawa kepada pengampunana dosa ( 3:195)

Dalam bentuk apa ujian yang dimaksudkan dalam konteks ini ? Al qur’an dengan gamblang menjelaskan, bahwa ujian itu ialah ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan (2:155). Allah menguji untuk mengetahui siapa yang terbaik amal-amalnya diantara orang beriman ( huud 11:7). Allah ingin menguji apakah manusia tergiur dengan dunia yang hakekatnya perhiasan belaka, atau menggunakan serta membelanjakan bagi sesuatu yang diridhoi Allah ( Al Kahfi 18:7). Manusia akan diji terhadap harta yang dimiliki dan bahkan dirinya sendiri, seperti orang-orang beriman terdahulu. Iman seseorang juga akan diuji melalui jihad, dimana arti jihad disisini, menurut kamus Al mawrid : ialah berupaya secara bersungguh-sungguh dalam menjalankan amalnya, dalammembelanjakan hartganya, dalam menuangkansegala pikiran, tenaga, akal, jerih payah dan intelektualnya. Dalam konteks Al Qur’an ialah berupaya demi tegaknya kehidupan yang diridhai Allah. Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan al jannah ( At Taubah 9 : 111).

Ibadah shaum yang baru saja kit alewati hanya salah satunya dari sekian janis ibadah. Untuk melatih manusia menjalani uujian yang kapanpun bisa dijatuhkan kepada dirinya. Suatu latihan agar manusia beriman bisa menjaga diri dari perbuatan yang mungkar dan agar bertaqwa dan agar manusia bersabar. Dengan shaum manusia dilatih untuk merasakanlapar, dahaga mencegah perbuatan-perbuatan yang walaupun dalam waktu lain halal, kini menjadi haram. Suatu latihan mental yang luar biasa beratnya. Setiap saat kita harus siap untuk menghadapi danmenjalankan tugas-tugas amal sholeh dan pengorbanan-pengorbanan lainnya selaku khalifah fil ardhi, demi tegaknya sunatullah, demi tegaknya tatanan sesuai tuntuntan Al Qur’an dan Sunnah.

Sebagai khalifah fi ardhi, orang beriman menempatkan dirinya pada fitrah Allah, yakni suatu masyarakat yang mengikuti sunatullah yang selalu mengorientasikan dirinya pada acuan Al Qur’an dan Sunnah. Dan inilah yang dikehendaki Allah seperti dalam firman Nya ( Ar Ruum 30:30) yaitu agar manusia selalu mengharapkan wajahnya dengan lurus kepadaagama Allah, karena tidak ada perubahan terhadap fitrah itu dari dulu dan sekarang dan inilah agama yang lurus. Semua khalifah fil ardhi harus berlomba untuk dapat menegakkan agama yang lurus, dengan cara menyyumbangkan segenap kekuatan danpotensi yang ada dalam dirinya secara ikhlas dan murni ketaatan ( Az Zumar 39: 2,3,11) ( Al Mu’min 40:14) yang artinya : "Sesungguhnya kami menurunkan kepadamua Kitab dengan membawa kebenaran. Maka ssembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya".

Orang beriman itu adalah merupakan orang dan golongan yang paling tinggi derajatnya yang dalam Al Qur’an disebut a’laun (3:139) artinya :"Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu berseedih hati, padahal kamulah yang tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman :.

Dengan enerji yang diberikan serba sedikit, tentulahkita jangan kehilangan momentum untuk mencari ruang gerak dan celah dalam dinamika kehidupan demi mengabdi kepada Allah. Betapa luasnya cakrawala ruang gerak itu bagi orang beriman.

Sudah amat jelas urian diatas bahwa sesungguhnya kepada kita dituntut untuk menyumbangkan yang ada pada diri kita demi tercapainya kehidupan yang dikehendaki Allah. Lihat disekitar kita, di negara kita, di negara tetangga dan di seluruh dunia, ummat Islam selalu menjadibulan-bulanan orang-orang yang tidak suka dengan islam. Mereka tertekan dalam ekonomi, dalam soaial dan budaya dan dalam kehidupan umumnya. Anehnya orang-orang islam itu tinggal di negara berkembang atau negara miskin, kecuali beberapa yang kekayaan negaranya diperoleh dari haisl bumi dan tambang dan bukan dari kemampuan industri. Lihat di negara kita, salah satupenyebabnya adalah kulita SDM yang relatif rendah, ini juga merupakah salah satu akibat mahalnya biaya pendidikan, ssehingga jumlah SDM yang mengambil pendidikan tinggi relatif sedikit. Sebahagian besar rakyat masih memerlukan santunan, memerlukan pendidikan yang layak, memerlukankehidupan yang layak. Bagaimana kita dapat mengharapkan kebaikand ari kondisi seperti itu, bukankah Nabi bersabda, kefakiran amat dekat dengan kekufuran. Untuk itu marilah kita renungkan bersama peran apa yang sebaiknya kita ambil dari pendidikan ummat. Sekecil apapun peran yang kita ambil dalam rangka pendidikan ummat akan sangat membantu tegaknya negara yang baldatul toyibatun warobulghofur dengan kondisi masyarakat madani.

Barangkali beberapa hal dibawah ini dapat kita pilih sebagai peran kita dalam pendidikan ummat :

  1. Kita harus dapat menyisihkan sebagian harta kita untuk kemajuan pendidikan/ kecerdasan ummat.
  2. Pada masing-masing unit kerja dibentuk organisasi yang menghimpun dana tersebut.
  3. Organisasi-organisasi tersebut harus terkonsolidasi dalam memanfaatkan dana tersebut.
  4. Dibuat perencanaan tentang pendidikan dan pelatihan ummat yang dapat memberikan bekal bagi angkatan kerja yang terampil tetapi berwatak dan berakhlak serta beraqidah Islami.
  5. Membentuk sisten pendidikan bermutu tinggi, termasuk wahana-wahana perangkat keras, lunak dan brainware-nya.
  6. Memanfaatkan sebanyak mungkin wahana elektonika dan telekomunikasi dalam rangka mempercepat jangkauan pendidikan keseluruh penjuru tanah air, contohnya pendidikan jarak jauh dengan internet atau satelit.
  7. Sebagai LSM-LLSM, maka organisasi-organisasi tersebut diatas mengadakan kontak dengan LSM-LSM serupa, termasuk DKM-DKM masjid dan pesantren-pesantren, maupun dengan departemen yang terkait seperti P & K, untuk dapat saling bertukar pengalaman dan bertukar materi pendidikan dan pelatihan.
  8. Berkontribusi dan berkonsentrasi kepada pembentukan industri-industri kecil dan menengah.