e  d  g  e

Ron Puyundatu

Jakarta Stock Shots
Wangi
Early Morning Notes
Manadotua
Flashback

 

 

cinematography

  Ron Puyundatu,   Arswendi Nasution,   Emigo Tampubolon,    Irvan Paat

   production

  MML Kaliey Poluan, Anneke Berendina,  Ibnu  E. Gozaly, Ed Berman

 video-compugraphy Harry GD, Ariyanto Sihotang     

===============  

 

 

Calapa Film 

Documentary Film / Video 

Ron Puyundatu, Arswendi Nasution, Ibnu E. Gozaly, Emigo Tampubolon, Irvan Paat, Lisabona Rahman

-------------------------------------------------------------------------------------------

 Released & production in progress:

* Jakarta Stock Shots No. 7: TRK           * Wangi

* Jakarta Stock Shots No. 1: Alif             * Flashback

* Manadotua                                              * Memories for the future

==================================================

PROGRAM :

Jakarta Stock Shots [series]:  it's   about  Jakarta,  a  city  when  I  live  in  nearly all  my  life,   where   I  should  know  more  about ... No.1: Alif [The Beginning]; No. 2: Kilasbalik [Flashback]; No. 3: Keluarga Buce [Buce Family]; No.4;  No.5; No.6; No.7: TRK; No.8; No.9; No.10: Meester Cornelis; and many numbers ... 

W A N G I  [traditional Topeng dancer shud be survive, means compromise, or stand-up for fight ! ] 

B U C E   a man for no season, ik bent meneer heben nixct. Buce with his wife and 2 kids stay in a tent :  next  to the European  funeral complex, at the edge of northen Jakarta city  

 

MANADOTUA [ A small mountain-island . . .  until when ? ]

 

CATATAN  TERANG  TANAH  :   [Early Morning Notes]

-----------------------------------------------------------------

 

                                    --- aku, kamera, dan orang-orang ---

. . .  membuat  film video  dapat dilakukan oleh banyak orang,  ini yang sangat menarik.  

Perhatian yang sungguh-sungguh,  sepenuh hati, adalah hal  yang pertamatama penting, kira saya.

Ketika pertamakali memegang kamera video, aku sangat tercengang karena melihat sesuatu "yang lain",  padahal "yang lain" itu adalah monitor  yang tengah membatasi atau [lebih tepatnya] memfokuskan pandangan  kita. 

Proses pengalaman  selanjutnya adalah penuh dengan kekeliruan, baik teknis maupun dan terutama :  pusat perhatian  dan masalahnya. Apalagi, kamera kemudian nyaris menjadi segala-galanya. Ditambah dengan nafsu filosofis, kenaifan artistik, dan  kesoktahuan  terhadap realita,  jadilah semuanya sebagai sesuatu yang perlu dipertimbangkan kembali.                  

... selanjutnya adalah,   sekian kemungkinan perdebatan, yang bolehjadi berakhir pada  sebuah awal  yang  tak  berpenghabisan.

 

[akan dilanjutkan]

 

 

http://www.dokumenter.com