SEKILAS
PENDIDIKAN
PENELITIAN
KELUARGA
LINK
UNIVERSITAS
CERITA LUCU
MAJALAH DAN KORAN
INFO BEASISWA
SEPUTAR BERLIN
 
 
 
 
 
 
 
 .
 
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Kembali ke halaman depan
 .
Assalamu'alaikum wr. wb. 

Saya mengucapkan terima kasih karena anda telah meluangkan waktu sejenak untuk membaca sedikit tentang apa yang pernah saya alami dan lakukan serta apa yang menjadi rencana dan yang sedang saya pikirkan untuk masa yang akan datang. Saya dilahirkan di sebuah desa kecil, tepatnya di Desa Dukuhmojo, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Propinsi Jawa Timur pada tanggal 28 Desember 1968 dari keluarga seorang petani. Desa Dukuhmojo terletak kira-kira 4 kilometer dari ibukota kecamatan, dan bukanlah merupakan desa yang subur. Kebanyakan penduduknya hidup dari hasil pertanian, baik sebagai petani pemilik sawah maupun sebagai buruh tani. Sebagian besar tanah pertanian di desa ini digunakan untuk menanam padi, jagung, kedelai, tebu dan tanaman palawija yang lain. Pada musim kemarau, petani sering kesulitan mendapatkan air untuk mengairi sawah mereka karena mereka hanya mengandalkan air yang berasal dari hutan di daerah hulu.Sementara dari tahun ke tahun penebangan hutan secara liar terus meningkat. Selain itu terjadinya pendangkalan satu-satunya bendungan di daerah hulu, juga merupakan penyebab kekurangan air pada musim kemarau. Walaupun waktu itu ayah saya almarhum adalah seorang carik (sekretaris desa) yang mempunyai tanah ganjaran yang cukup luas, namun dengan jumlah keluarga yang besar, tidaklah cukup bagi saya dan saudara-saudara saya untuk memperoleh tingkat pendidikan yang memadai. Saya adalah anak ke delapan dari delapan bersaudara. Lima orang laki-laki termasuk saya dan 3 orang wanita. Namun demikian, kehidupan yang terjadi di desa saya waktu itu memang lebih diarahkan pada pemberdayaan sumber daya manusia terlalu dini tanpa memikirkan tingkat pendidikan yang memadai. Oleh karena itu, sejak kecil anak-anak dididik untuk mencari kayu bakar maupun daun jati di hutan yang nan- tinya dapat dijual. Untunglah orang tua kami berpandangan lain. Mereka menganggap bahwa pendidikan merupakan hal penting yang perlu didahulukan, karena pendidikan merupakan bekal yang paling baik untuk menyongsong kehidupan di masa yang akan datang. Dengan biaya yang sangat terbatas, saudara-saudara saya berhasil menamatkan pendidikan sampai setingkat SMA. Tapi dari semua itu, mungkin sayalah yang paling beruntung karena saya masih mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan sarjana dan kemudian sempat pula mengenyam pendidikan master di luar negeri. Saya lebih bersyukur lagi karena saat ini memepunyai kesempatan melanjutkan ke program doktor di luar negeri. Semua yang saya peroleh saat ini adalah karunia dan rahmat dari Allah swt, bimbingan orang tua dan saudara-saudara, serta pengalaman-pengalaman baik sewaktu masih kecil dan waktu beranjak dewasa.