Maret 2002

Media PPMI Thanta 

 
Home
Jendela
Opini
Kolom
Kajian
Renungan
Lintas Kita
Guest Book
Redaksi
 Angina
Our Link
Albume

Anda Pengunjung ke :

 

 

 

 

Kolom

Kiprah Alumni Timur Tengah

Oleh : Dede Rahman.

 

Mendengar kata Timur Tengah, ter-gambar dalam sebagian benak bangsa Indonesia akan kearabannya atau akan kultur yang sarat denagn suasana religius.

Jikalau memperbincangkan mahasiswa Timur Tengah kiranya akan sangat menarik bagi kita. Sejenak menengok sejarah dimasa orde baru dan kondisi perpolitikan Indonesa pascarepormasi ini.. Dimana dengan tidak ditemukannya suara-suara islam yang muncul ke permukaan ,maka dalam pascarepormasi ini tidak salah rupanya jikalau ummat islam kegairahan bagikan balas dendam sejarah setelah selama Orde Baru kekuatan islam politk di tekan habis,habisan melalui perekayasaan korporatisme negara.

Dari penomena itu disana terlihat bahwa suasana dan iklim perpolitikan memberikan harapan dan peluang besar terhadap mahasiswa Timur Tengah untuk dapat banyak berbicara dan mewarnai dalam setiap lini kehidupan. Mungkin akan timbul pertanyaan, Mampuhkah berperan banyak? Kiranya jawaban ini akan sangat tergantung pada masing-masing dari kita dengan melihat dan bertanya siapa, sedang apa, dan mau apa kita ?

Kalau dewasa ini timbul kesan bahwa Mahasiswa Timur Tengah,lebih identik dengan image keislaman yang statis dan hanya ditampilkan dalam acara yang sifatnya ritual saja ketimbang kesan-kesan kultur atau budaya Islam yang inovatif, yang dapat mengikuti perkembangan serta perubahan jaman.

Kesan tersebut cukup memberikan stimulus untuk lebih memompa semangat sekaligus memecahkan image itu. Karena harus diakui bahwa bendera peradaban islam pernah jaya di bumi ini. Fenomena yang khas dan dominan diantaranya masa keemasan Timur Tengah dengan keislamanya yang sampai mampu mempengaruhi opini peradaban eropa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Timur Tengah dengan keislamannya telah mampu dan memiliki pengalaman mengukir sejarah dalam percaturan peradaban global.. Tujuh abad bukanlah kurun waktu yang singkat selama itu islam berjalan bersama masa keemasan. namun setelah itu dunia barat muncul ke permukaan dengan membawa bendera dalam menguasai peradaban sampai sekarang. Ada sebagiang orang memprediksikan bahwa pergantian itu akan terjadi setiap tujuh abad dengan melihat indikasi akan dunia barat yang sudah kewalahan membendung militansi islam dan islam politik yang begitu gencar menembus benteng dunia barat. Sebetulnya itu bukanlah persoalan pokok, yang paling penting adalah sebuah perjuangan dan kesiapan untuk memegang sebuah peradaban.

Timur Tengah dengan alumninya, sebagai generasi harapan masa depan bangsa Indonesia, tentunya dituntut untuk berbuat lebih banyak lagi dan mampu berbicara dan berkarya baik dalam forum nasional maupun internasional. Namun sumbangsih aspirasi mahasiswa Indonesia di Timur Tengah saat ini belum kelihatan secara konkrit, yang dapat memberikan balancing di setiap bidang. Yang kelihatan untuk sementara ini produk Timur Tengahmasih berkutat dan berkonsentrasi pada satu lini saja yaitu bidang keagamaan, sementara kondisi dan iklim Indonesia yang unifersal dan majemuk penuh dengan tantangan dan problema masyarakat, yang otomatis tanggungjawab semakin berat.

Untuk memecahkan permasalahan ini tentunya tak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu waktu dan kesungguhan yang ekstra dengan selalu menginstropeksi diri kita sebagai berometer untuk menuju sebuah kesuksesan yang lebih maksimal. Tnetunya dengan diawali dari kesuksesan yang berskala kecil, sebagai titian tangga menuju puncak kesuksesan yang berskala besar. Wallohu’alam.*

 


          

Copyright © 2002 by GEMA DPC PPMI Tanta. All rights reserved.

e-mail : [email protected]